Connect with us

Ponggawa News

Reposisi dan Reaktualisasi Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 dalam Konteks Kekinian

Reposisi dan Reaktualisasi Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 dalam Konteks Kekinian
Soesilo Mardijanto, S.Sos., M.M. (Wakasek UPT SMAN 16 Bone, Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan)

Metropolis

Reposisi dan Reaktualisasi Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908 dalam Konteks Kekinian

PONGGAWANEWS.COM–Reposisi kebangkitan nasional merupakan canangan yang awalnya diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka menguatkan perekonomian Indonesia. Indonesia yang telah terdampak pandemic Covid-19 sejak 2020 silam perlu menjalankan strategi untuk meningkatkan persaingan dalam ekonomi, bisnis, produksi, dan investasi dalam harapan menstabilkan kembali ekonomi Indonesia. Reposisi di sini merupakan dasar tata kelola dalam menciptakan lingkungan (environment) yang nyaman dan efektif dalam mendukung strategi tersebut. Berbagai peluang bisnis mulai dari perhotelan, pariwisata, hingga pertanian sudah mulai ditata dan disusun kembali sesuai dengan gerakan new normal yang kekinian, namun sesuai protokol kesehatan yang ada.

Rentetan tenaga kerja yang sudah bisa kembali beraktivitas normal pasca pandemi harus diperhatikan dengan saksama oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Produktivitas para pekerja yang mungkin sempat terhenti ketika pandemi harus direposisikan menjadi seperti semula atau bahkan lebih produktif dibandingkan sebelumnya. Pekerja di bidang industri dan ekspor impor yang sempat tertahan sebelumnya harus segera dipekerjakan seperti sebelum pandemi berlangsung. Oleh karena itu, kebangkitan nasional yang kita dambakan harus memerhatikan kualitas tenaga kerja tersebut. Pemerintah dengan kartu prakerjanya seharusnya bisa mendorong peningkatan keterampilan tenaga kerja sehingga lebih kreatif dan kondusif setelah berakhirnya Covid-19 kemudian menyesuaikannya dengan keadaan saat ini. Misalnya saja ketika industri farmasi dan teknologi (terutama perangkat lunak komunikasi, belajar, dan bekerja dari jarak jauh) meningkat setelah pandemic, pemerintah dan masyarakat harus memanfaatkan hal itu dengan mengoptimalkan bisnis industri di bidang tersebut.
Reaktualisasi dari adanya kebangkitan nasional akan terlihat dengan hadirnya masyarakat yang melek digital. Jika ada yang menyatakan bahwa “digitalisasi itu kenyataan”, itu adalah benar adanya.

Kebangkitan sosial yang kekinian tentunya harus mengoptimalkan masyarakatnya agar bisa menggunakan teknologi yang ada sebagaimana fungsinya. Kegiatan belajar mengajar, bekerja, bermain, dan kegiatan lainnya akan menjadi kondusif jika terfasilitasi dengan teknologi yang adekuat. Contohnya saja pada proses input data yang awalnya menggunakan manual kertas akan menjadi lebih mudah diintegrasikan dan dibagipakaikan jika telah terdigitalisasi. Oleh karena itu, kebangkitan nasional akan terasa jika masyarakat dekat dengan teknologi.
Selain tekonologi, kesehatan menjadi terasa begitu berharga setelah melewati krisis pandemic covid-19. Kesehatan tidak bisa lepas juga dari kebangkitan nasional karena masyarakat yang sehat akan membangun negeri yang sehat pula. Kesehatan harus menjadi prioritas masyarakat masa kini dengan harapan meningkatkan angka harapan hidup dan mengurangi angka kematian lansia. Harapan hidup yang tinggi juga akan turut memengaruhi mental atau pola pikir masyarakat serta dapat menurunkan beban biaya kesehatan. Dengan demikian, biaya tersebut bisa dialokasikan untuk yang lainnya seperti pendidikan dan industri.

Industri saat ini menjadi sangat krusial pengaruhnya demi kenaikan ekonomi. Pemerintah perlu meningkatkan invesrasi dalam sektor industri dengan pemberian insentif baik fiskal maupun non-fiskal kepada investor yang hendak berinvestasi di Indonesia. Jika investasi dimanajemen dengan baik, bisa banyak lapangan kerja baru akan yang dapat dibuka. Perlu diingat bahwa industri di sini harus mengoptimalkan efektivitas produksi sehingga biaya produksi bisa ditekan, namun kualitas produksi tetap bagus. Teknologi juga perlu menyertai industri agar proses produksi menjadi efisien. Pemerintah juga harus memastikan kualitas Sumber Daya Manusia dalam penyerapan tenaga SDM tersebut ke industri di Indonedia.
Di sisi lain, kebangkitan nasional sendiri memiliki tantangan dalam infrastruktur.

Pemerintah perlu mengusahakan pemenuhan infrastruktur yang mampu mewujudkan keteraturan dan ketercukupan revolusi industri 4.0 saat ini. Kalaupun infrastfuktur atau sarana dan prasarana seperti pendaftaran CPNS online, Sekolah online, dan proses bisnis lainnya disediakan, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah “apakah setiap lapisan masyarakat mampu mengakses itu semua?” atau “Apakah pemerintah menjamin mutu dari proses bisnis kekinian yang diimplementasikannya?”. Kita semua harus memerhatikan pentingnya kesetaraan akses dari infrastruktur serta sarana dan prasarana yang ada. Oleh karena itu, paradigma pembangunan nasional harus disesuaikan dengan kondisi revolusi 4.0 saat ini.

Pembangunan dalam reaktualisasi kebangkitan nasional di sini artinya adalah pembangunan nasional itu dijalankan secara terkoordinasi, komprehensif dan terintegrasi. Pembangunan ini harus melibatkan masyarakat dan pemerintah, termasuk juga di sektor pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata memiliki potensi besar dalam memperkuat ekonomi nasional dan menciptakan peluang lapangan kerja baru. Jika dikembangkan dengan cara yang berkelanjutan, sektor pariwisata bisa menjadi salah satu sumber penghasilan (income) nasional yang signifikan dan menjadi strategi dalam mempromosikan keragaman budaya Indonesia. Ini karena pada dasarnya penguatan kebangkitan nasional itu tidak bisa lepas dari budaya. Budaya itu adalah ciri khas atau karakteristik yang melekat pada bangsa ini. Indonesia akan mengalami kebangkitan jika ciri khas kita benar-benar ditonjolkan melalui promosi budaya Indonesia yang indah dan beragam ini.

Kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya kebangkitan nasional juga menjadi kunci penting dari strategi reposisi dan reaktualisasi kebangkitan nasional dalam konteks kekinian. Tanpa adanya partisipasi dan aspirasi masyarakat, pemerintah juga akan sulit mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang mampu mengaktualisasikan pembangunan berkelanjutan ini.

Sumber Daya Manusia sebagai faktor produksi harus mampu memberi gagasan – gagasan baru dan kreatif demi meningkatkan produksi. Masyarakat harus memiliki skill atau kemampuan yang sesuai dalam era digitalisasi ini, contohnya seperti teknik marketing millennial dan gen-Z. Pembuatan video iklan, poster, maupun pemilihan brand ambassador menjadi sangat krusial bagi strategi marketing era ini. Oleh karena itu, SDM sekarang harus memiliki soft skill seperti editing video, creating poster, dll.
Dengan urgensi dari soft skill yang perlu dimiliki oleh SDM generasi milenial dan gen-Z, pemerintah harus dengan serius mempertimbangkan pengadaan pelatihan, seminar, maupun secara terstruktur dan sistemastis. Generasi muda juga harus diberi pemahaman terkait strategi penyederhanaan regulasi dan perizinan yang cukup kompleks. Ini karena ditakutkan adanya hambatan dalam mengeksplor industri yang potensial apabila ada masalah perizinan. Di sisi lain, pemerintah juga harus dengan sadar memperbaiki proses perizinan ataupun regulasi yang menyulitkan investasi dan ekslporasi ekonomi.

Dengan demikian, penyerapan Sumber Daya Manusia (SDM), pengakomodasian insfratruktur, pemberian pelatihan soft skill hingga pembangunan sektor industri dan pariwisata harus dimatangkan dengan baik. Semua pihak baik itu masyarakat umum, pemerhati ekonomi, pemerhati sosial, dan pemerintah harus turut serta dalam mereposisi dan meangktualisasikan kebangkitan nasional dengan menyukseskan pembangunan yang ada. Masyarkat juga jangan lupa untuk turut serta memberikan aspirasi dan gagasan terkait pembangunan berkelanjutan tersebut. Dengan terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi, Indonesia mampu mengefisienkan kebangkitan nasional sehingga mencapai kesejahteraan dan ketahanan ekonomi. (*)

Continue Reading
You may also like...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Metropolis

To Top